menu takjil dengan nama unik


Menu Takjil Dengan Nama Unik

Indonesia punya beragam makanan yang cocok penganan saat berbuka puasa. Biasanya makanan dan minuman ini terasa manis — sebagai penyegar dahaga dan lapar yang sudah seharian ditahan.

Perkaya wawasan menu takjil Anda dengan menu Nusantara berikut ini:


Kolak biji salak
Kolak biji salak tidak terbuat dari biji salak sungguhan (yang keras itu). Ini hanya sekadar nama, mengingat kolak ini memang tampak seperti biji salak. Nyatanya, yang nampak seperti biji salak tersebut adalah adonan tepung plus ubi jalar. Disajikan dengan santan kelapa, kolak biji salak tak perlu digerus, melainkan akan lumer sendiri di mulut.

Jejongkong
Jejongkong adalah menu takjil khas Lampung. Ini adalah salah satu varian pengembangan dari menu kolak. Yang bikin beda, isinya. Jejongkong berisi adonan tepung beras, tepung ketan, dan tepung kanji yang diberi warna dan perasa dari daun pandan. Nama jejongkong ini sendiri merupakan pengembangan dari bahasa lain dari daun pandan, yakni “jongkong”.
Colenak "eksklusif" di Heritage, Bandung. (Inilah)
Colenak
Jajanan satu ini, namanya seakan dicomot saja dari cara makannya — dicocol, enak. Dan memang begitulah cara makan jajanan colenak ini. Tape bakar disajikan dengan saus manis sebagai cocolan. Colenak dapat dibeli di daerah Bandung dan sekitarnya.

Es goyobod
Produk Kota Garut ini memiliki rasa yang sama uniknya dengan namanya. Unik karena, es ini berisi adonan hunkue (semacam tepung kanji) yang memberikan sensasi kenyal unik ketika dinikmati. Selain berisi hunkue, es goyobod ini juga mengandung isian yang hampir sama dengan es campur.

Degan bakar sulfat
Degan segar yang biasanya langsung dinikmati, dibakar terlebih dahulu. Pembakarannya pun harus sampai benar-benar mendidih selama tiga sampai empat jam. Setelah selesai proses pembakaran, degan ini baru bisa dinikmati setelah kulitnya dibersihkan dari sisa pembakaran.

Hasil dari proses pembakaran tadi akan menghasilkan cita rasa yang berbeda. Daging kelapa mudanya akan terasa lebih manis. Mengapa ada label “Sulfat”? Karena degan bakar sulfat memang dijual di daerah Sulfat, Malang.

Kolak ayam 
Kalau biasanya kolak berisi pisang, ubi atau ketela, maka warga Gresik punya varian isi kolak yang sangat berbeda. Warga Gumeno, Gresik mencampurkan ayam dan irisan daun bawang sebagai isian di kuah manis kolak. Tak hanya unik tampilan dan rasanya, proses masaknya pun juga merupakan ritual tersendiri di kawasan tersebut. Hal ini karena, kolak ayam ini merupakan salah satu tradisi yang diturunkan oleh Sunan Giri.

Bubur lemu
“Lemu” dalam bahasa Jawa berarti gemuk atau gendut. Sebuah nama yang unik untuk bubur tepung beras berkuah saus gula merah dan santan. Kemungkinan, predikat “lemu” tadi diberikan karena secara tampilan, tepung beras tadi tampak seperti gelambir perut yang gendut.

Martabak pizza kurma
Seakan masih kurang puas dengan martabak yang porsi dan isiannya yang beragam, di Bandung ada menu martabak yang cukup “wah”. Hampir sama dengan martabak pada umumnya, hanya saja ditambahkan bahan-bahan pelengkap seperti kurma dan kacang Arab. Label “pizza” ditambahkan karena martabak ini disajikan dalam bentuk yang menyerupai pizza.

Bubur kampiun
Bubur khas Minang ini istimewa, karena merupakan campuran kolak pisang, bubur candil, bubur sumsum dan ketan hitam. Mungkin itu juga menjelaskan kenapa nama bubur ini “kampiun” (pemenang) — karena memang isinya sedemikian istimewa.

Es palu butung
Ini adalah salaah satu minuman khas Makasar yang cukup populer. Berisi pisang dan bubur putih plus sirup merah dan susu, es ini akan cukup mengisi perut yang kosong seharian.

Jemunak
Nama jemunak ini artinya cukup unik, karena jemunak sejatinya adalah singkatan dari ngajeng-ngajeng nemu kepenak (ketemu yang enak di permulaan). Makanan asal Magelang ini berisi olahan beras ketan dan ketela pohon yang ditaburi kincau dan parutan kelapa.